Pages

Friday, July 15, 2011

Obat Herbal dan Reaksi Kerjanya

Orang yang mengonsumsi herbal
untuk pertama kalinya, mungkin akan dikejutkan oleh efek dan reaksi tidak menyenangkan yang
dihasilkannya sehingga seringkali beberapa orang menyimpulkan bahwa mereka mengalami keracunan. Mari kita lihat reaksi seperti apa yang dimaksudkan dalam penjelasan berikut.

Reaksi Kerja Obat Herbal
Reaksi yang dimaksudkan di atas,
biasanya akan muncul dalam bentuk yang berbeda-beda pada tiap orang.
Terkadang, pada awal terapi herbal, perut Anda akan terasa seperti dikocok selama satu atau dua hari, pusing, mual, dan sakit perut mungkin menyertainya.
Jika Anda mengalaminya, jangan
khawatir! Secara umum dikatakan
bahwa reaksi ini adalah efek
penyesuaiantubuh, dimana tubuh
menyesuaikan sistem metabolisme untuk bisa memanfaatkan pengobatan yang diberikan oleh herbal tersebut dan
biasanya akan hilang setelah beberapa hari.
Selain efek penyesuaian tersebut, akan ada efek detoksifikasi, di mana tubuh mengeluarkan racun atau zat-zat berbahaya dari dalam tubuh ketika/ setelah menerima pengobatan.
Reaksi yang mungkin muncul adalah batuk-batuk, pilek, demam, gatal-gatal, banyak mengeluarkan keringat, sering buang air kecil dan besar dan sekali lagi efek tersebut akan berbeda-beda pada tiap orang.
Jika Anda merasakan reaksi atau efek yang tidak menyenangkan tersebut, ketika/setelah menggunakan obat herbal, jangan menyerah dan menghentikan pengobatan yang diberikan, itu sama saja dengan menghentikan proses pengobatan dan pemulihan.
Jika Anda tidak yakin, konsultasikan dengan ahli herbal Anda dan ikuti petunjuk yang diberikan. Biasanya, ahli herbal akan menganjurkan Anda mengurangi dosis untuk meringankan efek tersebut dan memberikan waktu bagi tubuh untuk menyesuaikan diri dengan bekerjanya obat herbal.

Prinsip Kerja Obat Herbal
Seseorang yang memutuskan untuk menggunakan obat herbal sebagai pengobatan harus sabar menunggu hasilnya. Mengapa? Salah satu prinsip kerja obat herbal adalah reaksinya yang
lambat. Tidak seperti obat kimia yang bisa langsung bereaksi, manfaat obat herbal umumnya baru dapat dirasakan setelah beberapa minggu atau beberapa
bulan penggunaan.
Hal itu disebabkan, senyawa-senyawa berkhasiat di dalam obat herbal membutuhkan waktu untuk menyatu dalam metabolisme tubuh. Berbeda dengan obat kimia yang bekerja dengan cara meredam rasa sakit dan gejalanya, obat herbal bekerja dengan berfokus pada sumber penyebabnya yakni dengan membangun dan memperbaiki
keseluruhan sistem tubuh dengan
memperbaiki sel dan organ-organ yang rusak. Tak heran, dibutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk merasakan efek obat herbal dibandingkan jika kita menggunakan obat kimia.

Alasan lain, kebanyakan obat herbal yang beredar di pasaran bukan berupa senyawa aktif yang diperoleh dari proses ekstraksi melainkan berasal dari bagian
tanaman obat yang diiris, dikeringkan, dan dihancurkan.

0 comments:

Post a Comment